Minggu, 13 Januari 2008

Tips Mencari Kenalan Baru

Berkenalan itu tidak gampang. Salah strategi, justru bisa runyam akibatnya. Berikut jurus berkenalan secara aman menyenangkan.

Empat Langkah Rahasia

Jangan gentar untuk membuka komunikasi dengan orang yang baru dikenal

Empat langkah yang disarankan Dr. Lillian Glass dalam bukunya Confident Conversation sebelum kita berkenalan.

Langkah-langkah itu:

· Tersenyumlah. Jika Anda kurang suka pada cara Anda tersenyum, lihatlah ke cermin, dan carilah bentuk senyum yang paling pas. Lemaskan otot-otot wajah yang membentuk senyum itu. Ekspresikan ketulusan hati lewat senyuman.

· Kontak wajah. Arahkan seluruh wajah, bukan hanya mata Anda. Selain matanya, tataplah juga setiap bagian wajahnya (kening, rambut, hidung, dagu, dan sebagainya). Saat berbicara, sapu pandangan Anda ke seluruh wajahnya lima detik, lalu ke matanya tiga detik, ke setiap bagian wajahnya tiga detik dengan interval 2 - 3 kali.

· Jabat tangan. Bersiaplah untuk sewaktu-waktu berjabat tangan. Genggaman yang penuh, bertenaga, dan hangat, lebih impresif ketimbang genggaman lemah dan ogah-ogahan. Hal itu juga mencerminkan rasa percaya diri yang besar.

· Ucapkan "Halo" dengan hangat. Tunjukkan antusiasme, tapi kontrollah suara, jangan terlalu keras.

Pertimbangkan faktor tempat, karena mempengaruhi kualitas perkenalan.

Sebelum membuka komunikasi dengan orang yang sama sekali tak dikenal, "Kita harus memiliki sikap positif, artinya tidak berprasangka negatif, agar tidak mempengaruhi daya tangkap dan persepsi kita saat melakukan komunikasi."

Hal yang juga penting, juga bahwa kita hendaknya mencari tahu dulu bagaimana kira-kira kepribadian lawan bicara kita. Hal ini dapat dilakukan apabila emosi kita terkontrol baik dalam memberi kesempatan lawan berbicara tentang dirinya melalui pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan.

Berilah senyum, memandang penuh, mengulurkan tangan, serta mengucapkan ‘halo’ dengan penuh percaya diri, selanjutnya berilah penjelasan singkat tentang siapa Anda. Hindari kesan arogan, atau merendahkan lawan bicara. Disarankan, menyebut lengkap tempat pekerjaan serta posisi Anda di kantor itu, ketimbang Anda hanya menyebut jenis profesi Anda.

Namun, menurut adat ketimuran, pandai-pandailah membaca situasi, jangan sampai terkesan menyombongkan diri. Yang tersulit adalah memulai percakapan. Lillian menyebut ucapan pembuka sebagai "pemecah batu". "Suasana dingin dan kaku harus dicairkan, dengan pilihan topik yang positif. Hal-hal aktual dalam pemberitaan koran, radio, atau televisi bisa menjadi pembuka jalan. Tapi, jangan pilih topik yang terlalu berat atau terlalu spesifik. Apalagi yang hanya diminati oleh segelintir orang. Cuaca bisa juga jadi pilihan."

"Komunikasi yang efektif akan mudah dihasilkan apabila kita dapat menyatu dengan kepribadian lawan bicara (empati), sehingga secara tak langsung kita akan dapat membuat lawan bicara menyetujui topik yang kita komunikasikan."

Caranya, latihlah diri Anda menjadi pendengar yang baik bagi lawan bicara, serta latihlah diri membuat analisis yang tepat melalui feedback (bertanya kembali).

Mengembangkan percakapan

· Pembicaraan akan tetap menarik, apabila dilakukan dua arah. Jadi, tidak hanya membicarakan diri sendiri atau mendominasi.

Hendaknya tidak bersifat pribadi dan sisipkanlah sedikit humor. Jadi, tidak terkesan terlalu tegang.

Lewat kontak mata atau kontak wajah, pantau terus apakah ucapan Anda membuat gerak tubuhnya berubah. Jika antusiasme bicaranya menurun, itu pertanda ia bosan atau tersinggung. Segeralah pindah topik.

Bisa juga Anda mengamati penampilannya, simak aksesori yang menjadi aksentuasi penampilannya. Ini bisa menjadi jembatan untuk bergeser ke masalah fashion atau mode aktual.

Ada hal-hal yang tabu dibicarakan pada kenalan baru. Antara lain, bertanya tentang status, hal-hal pribadi, usia, rasialis, politik, dan kepemilikan orang lain. Karena bisa menyebabkan selera makan jadi turun.

Menutup Perkenalan

· Betapapun asyiknya pembicaraan itu mengalir, Helmi menyadari, ia harus memburu kenalan baru lainnya. Apalagi durasi jamuan makan malam ini terbatas. Tapi, bagaimana mengakhirinya?

Jika Anda sudah memulai percakapan yang amat menarik, akhirilah dengan cara yang tidak melukai perasaan lawan bicara. Misal, "Ah, menyenangkan sekali mendapat teman mengobrol seperti Anda. Mungkin kita bisa melanjutkannya di lain waktu. Saya akan call Anda suatu saat, OK?"

Lalu, jabat erat tangannya disusul tukar-menukar kartu nama. Itu tentu akan memberi kesan akhir yang indah.

Tidak ada komentar: